Full width home advertisement

Guru

SDM Unggul

Post Page Advertisement [Top]

PenaSinergi - Kasih adalah buah benih iman unggul, dan tanda pribadi lemah yang membutuhkan belas kasih. Maka, berbuat kasih, berarti memberi diri untuk semakin dikasihi.

Banyak orang miskin yang lapar, haus, tanpa cinta dan hampa perhatian di lingkungan terdekat kita. Ungkapan kasih kepada mereka, terutama tindakan nyata, bukan sekedar kata-kata, tentu saja sangat mereka butuhkan. Ajakan untuk saling mengasihi sesama tak pelak lagi adalah ajakan Sang Pencipta.
Sang Pencipta menghendaki agar kita mencintai dan memberi perhatian kepada mereka kurang beruntung, entah mereka yang miskin secara ekonomi, entah mereka yang miskin karena tersingkir. Kenyataannya Ajaran ini kita tanggapi masih terkesan “sebatas kata” dan belum terlihat dalam aksi nyata.
Di satu sisi, lewat pemberitaan di koran, media internet, radio, dan televisi, kita tahu bahwa jumlah orang-orang miskin di sekitar kita sangatlah besar. Namun, di sisi lain, kita semua sadar dan setuju dengan pernyataan “Bertolong-tolonglah dalam menangung beban sesamamu”.

Lantas, mengapa kita begitu terpesona dengan slogan, namun minim tindakan nyata? Begitulah... selalu ada gap antara kata dan tindakan. Mudahnya mengucapkan kata kasih nyatanya tak semudah melakoninya. Minimnya tindakan kita adalah gambaran bahwa hidup manusia jaman ini sangat miskin menghargai, miskin menghormati, dan miskin memercayai antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.

Tragisnya, sikap ini pun telah merasuki kalangan cerdik pandai, agamawan, politisi dan profesional lainnya. Ini adalah pembiaran yang sangat fatal, hingga keadaan dunia semakin hari justru semakin kacau dan tak bersahabat. Akhirnya, kondisi ini menggiring kita pada hidup yang tak bahagia.

Benarlah yang dikatakan Napoleon Hill:
“Tidak orang yang benar-benar bahagia sebelum ia menerapkan kata-kata kaidah emas kedalam perbuatan, dan berbagi kebahagiaannya dengan orang lain.” Maka, sebagai pribadi ber-agama, menolong sesama itu mutlak kita lakukan dalam hidup. Oleh tuntunan Roh, kita semestinya terdorong dan tergerak untuk berbagi dengan sesama kita, terutama mereka yang berkekurangan.
Memberi berarti mengikhlaskan sebagian barang /harta yang kita miliki agar bisa dinikmati orang lain. Tak ada wujud konkrit dari ungkapan cinta selain daripada tindakan ini. 

Di saat seseorang mengalami beban material, tentu yang dibutuhkannya adalah pertolongan material. Jangan sebaliknya, kita malah “senang melihat orang susah, susah melihat orang senang, bukan susah melihat orang susah atau senang melihat orang senang”.

Akhirnya, sudah menjadi keharusan kita, terutama orang yang merasa diri beragama, untuk mengasihi dan menolong sesama. Hanya lewat sikap inilah kita tercipta suasana kehidupan yang damai, berdaulat, dan bermartabat.

Maka marilah Ber SMS “ Ber- Sedia Menolong Sesama”.

Dionisius Sihombing

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib