Full width home advertisement

Guru

SDM Unggul

Post Page Advertisement [Top]


Guru Manusia Kaya Arti
Keberhasilan seorang guru harus dilihat dari perspektif ke-Indonesiaan, yakni dalam rangka membina kesatuan dan persatuan ditengah masyarakat yang beragam. Maka proses pembelajaran semestinya berlangsung secara dialogis.

Dengan demikian keberhasilan seorang pendidik bukanlah sebuah keutamaan, melainkan sebuah proses yang benar dan bisa dipertanggung jawabkan. Artinya nilai tinggi atau deretan gelar sekalipun harus diperoleh lewat proses yang benar dan bisa dipertanggung jawabkan. Dengan cara ini akan lahir generasi yang berkontribusi pada perbaikan dan pembangunan kehidupan.

Di titik inilah fungsi guru tak terbantahkan. Di ruang kelas, ia mengambil peran kunci dan menjadi penentu sepanjang aktivitas pembelajaran berlangsung: menyampaikan ilmu pengetahuan, memboboti nilai-nilai, melatih keterampilan anak didiknya sembari mengendali-kan suasana kelas. Dengan kompetensi yang dimilikinya, seorang guru akan berhasil mengajar anak didiknya menjadi pribadi yang kompeten pula.

Kompetensi tidak terletak pada metodologi atau ideologi yang dianutnya, melainkan pada keterkaitan antara pribadi dan identitasnya sebagai seorang guru yang tindakan dan sikapnya digugu dan ditiru (Jane Danielewicz dalam Forres W. Parkey & Beverly Hardcastle Stanford, 2008). Seorang guru harus berusaha secara kreatif, mereformasi tiap mata pelajaran yang ia ajarkan sembari mengo-lah pengalaman anak didiknya. Ia harus kreatif dalam mengajar sembari berusaha mengenal anak didiknya dengan baik.

Akhirnya, tugas mengajar bukanlah pertama-tama dituju-kan hanya kepada anak didik yang pintar sembari mengesam-pingkan anak yang bodoh, sebaliknya mengajar semua anak didik agar mereka bertumbuh hingga memiliki kompetensi melebihi dirinya.

Kecintaan dan penghargaan pada tugas sebagai pengajar adalah modal utama yang mutlak dimiliki seorang guru yang ingin tampil maksimal di setiap waktu dalam pelayannya. Sungguih tak mudah menjadi seorang pengajar, apalagi menjadi guru yang baik dan ideal bagi anak didiknya. (Lusius)

*****
Penulis:
Dionisius Sihombing lahir di Kuta Karangan, Dairi pada tanggal 1 Desember 1977. Ia menamatkan S1 pada tahun 2000 dari jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan dan menamatkan S2 pada tahun 2004 dari Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan: Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan melalui Lembaga Konsultasi Pendidikan (LKP) Citra Sumut dan mengisi rubrik Pendidikan di Radio Maria Indonesia 104,2 FM. Sehari-hari bekerja sebagai Dosen di FE Unimed Medan.

*****

Pena Sinergi

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib